• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Minggu, 29 Juni 2014

Cinta Bersemi di Malam Natal

Satu hal yang tidak ku mengerti dalam kehidupan ini yaitu cinta.Aku tak mengerti banyak sekali orang gampang mengatakan cinta dan sangat gampang pula melupakan nya.Sebenarnya apa itu arti cinta,apa kah cinta itu hanya sebuah kata yang sekilas dikatakan tanpa suatu pertanggung jawaban.Banyak teman-teman disekolah ku mengatakan “cinta putih abu-abu”adalah cinta yang memiliki moment tersendiri dalam setiap diri remaja.Ahhh....aku tak paham kata-kata itu,sulit ku pahami,Hinnga suatu hari dimalam natal aku paham arti cinta yang mereka maksud.
“Selamat pagi lidya...” (sapa sahabat ku ketika aku masuk kedalam ruang kelas)
“Selamat pagi ratna....Ada yang butuh contekan tugas,hmmm?”
“heheheh....tau aja kau maksud ku”
“Ya tau lah apa gunanya tiga tahun bersahabat sejak smp tak tau kebiasaan mu”
“heheh kau ini bisa saja,tapi kau senang kan punya sahabat sepertiku ?”
“Iya deh senang,nih tugas nya”
“Trimakasih Lidya cantik” (senyumnya nyengir)
“Sudah kerjakan jangan mengombal saja”
“iya deh”


(Yah inilah sahabat ku bersama dia aku menjalani hari-hari ku disekolah,saat bersama nya tidak ada beban berat yang ku rasa kan walaupun terkadang dia membuat ku susah dan khawatir.Bel tanda masuk pun di mulai,dan pelajaran pun dimulai.Dan tibalah bel istirahat.Aku dan ratna pun pergi kekantin,setelah membeli yang kami inginkan kami balik ke kelas,saat berjalan kami bercanda tawa,tiba-tiba ratna mendorong kecil tubuh ku dan....)
“Bruukkkk.....”
(Aku menyenggol seorang pemuda dan seperti nya kakak kelas ku)
“Aduh maaf kak,saya tidak sengaja” (kata ku ketakutan)
“Aduh gimana nih...yah sudah deh gak apa-apa”(balas nya seranya membersih kan baju nya yang terkena minuman ku)
“Maaf kan saya kak,saya tidak sengaja,sekali lagi saya minta maaf,jangan marah ya kak”
“Ya gak pa2 dek”
“bener kak gak apa-apa ?,k’k gk marah ?”
“Tidak apa-apa biasa aja dek”
“Trimakasih kak”

(dia tersenyum padaku,entah kenapa senyuman itu membuat hati ku berdegup kencang,ada persaan malu,bahagia,dan takut semuanya bercapur aduk)
“oh ya,jika k’k boleh tau kamu kelas berapa ?”
“saya kelas XI IPA 2 kak”
“oh..boleh kita kenalan ?”
“ehh...kenapa ?”
“ya karena aku ingin mengenal mu,ya setidak nya sebagai bentuk balasan karena aku telah memaaf kan mu,memang kedengaran aneh namun jika kau tidak bersedia ya tidak apa-apa”
“ehmm...eh..iya kak nama saya Lidya,nama k’k ?”
“Rio..”
“Boleh minta no hp mu ?”
“eh...?”
“lagi-lagi kau bingung”
“ah iya kak ini no nya****”
“trimakasih,ok sudah dulu ya lain kali hati-hati jangan sampai terulang lagi”
“iya kak trimakasih,permisi..ayo rat”
“permisi kak”(kata ratna)
“iya...”

(Bel bertanda masuk pun berbunyi dan aku pun sgera mengganti pakaian ku dengan pakaian olahraga.Kami pun baris di lapangan dan memulai pemanasan setelah pemanasan banyak dari kami yang hanya duduk di koridor terutama kaum hawa nya)
“eh..lid kok senyum-senyum sendiri,ciyee...ada yang mulai jatuh cinta niih,ehem-ehem”
“apa an sih kamu ini,aku hanya bingung aja kenapa tadi waktu kak rio tersenyum hati ku berdegup kencang dan ada persaan senang juga,aku bingung entah kenapa?”
“itu nama nya kamu jatuh cinta lidya,,kamu tuh seharusnya sdh pantas memiliki pacar,apa lagi kamu tuh cantik,pinter,baik lagi,cowok mana coba yang tidak mau dengan mu ?
“ahhh kamu ini bisa saja rat...”(jawabku tersipu malu)
“yee kamu nih bandel banget dikasih tau,contoh nya aja nih si andi teman sekelas kita,sampai sekarang tetap setia tuh nunggu balasan cinta kamu,tapi kamu aja nolak dia,padahal kalau kalian pacaran cocok banget loh”
“ahh,,,kamu ini udah deh,inti nya cinta SMA tuh hanya cinta semata,dan tidak perlu di perdalam,dan paling banyak hanya membuat sakit hati,titik”
“terserah deh,,,paling ujung-ujung nya kamu nanti dapat arahan dari Tuhan untuk mencintai seseorang,dan sepertinya itu kak rio,hhahahah”
“kamu ini ya ihhhh”(jawabku geram)

(Ya begitu lah sahabat ku ratna paling berusaha untuk membuktikan padaku bahwa cinta SMA itu memng nyata dan tidak semuanya buruk.Bel tanda pelajaran hari ini usai pun berbunyi,sesampainya dirumah....)
“Mama,aku pulang....”
“eh lidya,sudah pulang,sini dulu nak,pasti lelah ya,..”
“ya lumayan lah ma..”
“oh ya,kenalin ini tante Lia,temen mama dan papa mu sewaktu Kuliah dulu.”
“Lidya tante”(salam kenal ku seraya mencium punggung tangan nya).
“iya...kamu sudah besar ya,padahal dulu masih kecil”
“heheh iya tante”
“kamu cantik ya mirip dengan mama mu dulu,dan kata mama kamu juga pintar ya?”
“hheheh tante bisa aja,biasa aja kok tante”
“oh ya lydia langsung mandi sana trus ganti pakaian nya,kita mau pergi jalan-jalan bareng tante lia”
“iya ma,tunggu sebentar ya,permisi tante,”
“iya..”

(aku pun masuk kedalam kamar dan melakukann semua yg dikatakan mama,setelah siap,tiba-tiba satu pesan baru yang tidak ku kenal masuk ke hp ku)
“Selamat siang... ”
“Siang..maaf ini dengan siapa?”
“ya ampun baru lagi tadi pagi jumpa sudah lupa”
“oh..kak rio ya”
“iya lidya.. ”
“oh..ada apa kak?”
(tiba-tiba mama manggil....)
“lidya ayo cepat nak..”
“iya ma..”

(aku langsung menuju mobil,dan melanjutnya sms ku dengan kak rio)
“gk ada apa-apa sih sebenar nya,aku sebenar nya mau curhat sama kamu,sebenarnya percodohan di zaman sekarang kolot gk sih”
“sebenar nya lumayan kolot tapi jika orang tua berkata untuk kebaikan anak nya,apa boleh buat”
“iya juga sih,oh ya kamu ada waktu gk,aku ajak kamu jalan-jalan”
“tidak bisa kak,aku lagi pergi sama mama”
“yahh kecewa lah kakak dek,padahal k’k mau mengulur waktu nih,agar jangan sampai aku jumpa dengan tunangan aku itu”
“emang kenapa?k’k tidak suka?apa dia kurang cantik?”
“Bukan begitu masalahnya,saat ini aku menyukai seseorang namun aku belum bisa mengutarakan nya karena kami belum terlalu dekat”

(saat membaca pesan itu entah kenapa ada rasa kecewa dan sedih dalam lubuk hati ku.Apakah ini nama nya Cinta ?)
“oh begitu kak”
“iya,oh ya sdh dulu ya dek,trimakasih sdh mendengarkan curhat ku”
“ya sama-sama kak”

(Obrolan pun selesai,namun masih ada rasa kecewa dalam diriku)
“oh ya lid,kamu tau gak dulu sebelum kamu lahir,mama dan tante lia sudah buat perjanjian”
“perjanjian apa ma?”
“perjanjian nya jika kelak ada anak kami cowok dan cewek,kami akan menjodohkan kalian”
“hah...dijodohkan?”
“iya lidya,dan seperti nya kamu pasti kenal dengan anak tante,karena ia satu sekolah dengan kamu dan merupakan k’k kelas kamu”(sahut tante lia)
“k’k kelas aku tante”
“iya kamu lihat aja nanti pasti kamu langsung jatuh cinta dengan anak tante lia”(sahut mama)

(Mama dan tante lia saling pandang dan tersenyum,seakan mereka senang dengan perjodohan ini,namun tidak bagi ku,dan satu hal yang kupikirkan kenapa kejadian ini sama dengan yang dialami kak rio atau jangan2 yang dimaksud itu adalah kak rio,ah tidak mungkin)
“Dan setelah pulang dari mall kita akan kerumah tante biar kamu bisa jumpa dengan anak tante nando”

(setelah tante lia menyebut nama anaknya aku sedikit lega karena yg dimaksud bukan kak rio.Setelah selesai berbelanja kami pun meluncur menuju rumah tante lia,aku pun mulai tak tenang dan gelisah)
“ok kita sampai deh dirumah tante ayo turun”(kata tante memecah kan lamunan ku)
“iya tante”

(kami telah sampai dirumah tante lia dan langsung menuju ke pintu rumah nya,dan memanggil anak nya)
“Ayo masuk jangan sungkan2,mari..”
“iya tante”
“nandooo...dooo....turun nak ...! ini tante siska datang,ayo cepat turun jangan berlama-lama”
“iya ma,tunggu sebentar”

(ketika mendengar suara itu aku seperti mengenal nya dan aku menjadi tidak tenang,karena hal itu aku permisi kepada tante lia untuk ke toilet,ketika aku keluar dari toilet menuju ruang tengah..)
“lidya ini kenalin anak tante nando”
“hah...kak rio..” (aku spontan terkejut karena nando yang dimaksud adalah kak rio)
“lidya..!”(ekspresi kak rio tak kalah terkejut nya)
“ternyata kalian sudah saling kenal,berarti kalian memang sudah jodoh ya,benar kan mbak lia ?”
“iya bener itu,jadi kami tidak terlalu repot memperkenal kan kalian,kalian memang cocok deh..”

(aku dan kak rio tersipu malu dan saling tidak menyangka,beda hal nya dengan kedua orang tua kami yang seperti nya sangat senang dengan kejadian ini)
“ya sudah kalau kalian sudah saling kenal berarti kalian hanya perlu pendalaman,rio ajak lidya ketaman belankang agar kalian bisa saling ngobrol”
“iya ma,ayo lidya..”
(sahut kak rio seraya memberikan tangan kanan nya padaku,namun aku menolak nya karena masih ada perasaan canggung dalam diri ku,aku melihat espresi wajah nya seperti nya dia kelihatan senang dengan hal ini )
“iya kak..”

(aku pun mengikuti nya menuju taman belakang dan kami duduk di sebuah ayunan di taman itu,kami hanya diam membisu,tanpa ada sepatah kata pun keluar dari bibir kami,hingga akhir nya kak rio membuka pembicaraan)
“hei kenapa diam saja apa kau baik-baik saja,apa kau sakit”(katanya sambil memegang jidad ku layak nya bagai orang yg sakit)
“ehmm...tidak apa-apa kak”
“oh syukur lah,aku sedikit lega,oh ya apa kau senang dengan perjodohan ini ?”
“ehh..entahlah aku tak tau”
“kenapa bisa begitu,apa kau sudah memiliki seorang pacar?”
“ah..belum,aku tidak begitu berminat tentang hal itu”
“benarkah ?,berarti kau tidak senang dengan perjodohan ini ?”

(aku melihat raut wajahnya yang semula ada senyum kebahagian dan kini raut wajah nya mengambar kan kekecewaan)
“tidak juga,kalau k’k sendiri bagaimana bukan kah k’k tidak suka dengan perjodohan ini ?”
“ya sebelum nya karena mama bilang tunangan aku itu nama nya putri bukan kamu ?”
“sama aja lagi,putri itu ya aku dan itu nama kepanjangan ku”
“ya itu lah masalah nya,jika aku tau dari awal aku senang banget,karena bintang harapan yang paling bersinar yang telah ku tunggu akan menemani bulan purnama dimalam hari sejak hari ini”
“ehmm...maksud nya aku tidak mengerti”
“kau tidak mengerti dengan ucapan ku ?”
“ya aku tidak mengerti dengan ucapan k’k barusan”
“suatu saat kau akan mengerti pada waktunya”
“aku semakin tak paham”
“kau ini..”(katanya seraya mengacak kecil rambut ku)
“hahha aku serius”
“ehmm...aku mengerti,apakah kau belum pernah pacaran”
“belum pernah dan aku sendiri tidak paham dengan arti cinta itu”
“benarkah,kalau begitu aku akan membuat mu mengerti tentang cinta dan menjadi bulan purnama pertama di hati mu”
“ahhh,,,aku tak mengerti kata kiasan yang bodoh sperti itu..”
“kamu ini ya kolot banget”

(dia mencubit pipi ku dan aku pun membalas nya,kami saling balas-balasan,dipenuhi dengan canda-tawa,ada persaaan senang dan damai dihati ku,apakah ini nama nya cinta yang dikatakan setiap orang?.Keesok kan pagi nya di sekolah aku menceritakan semua nya pada ratna sahabat ku)
“apaaa...!! kamu tunangan kak rio ???”
“sttt...pelan-pelan napa sih bicara nya”
“aduh2 ternyata Tuhan sudah membuat mujizat atas mu”
“apaan sih..”
“eh kok apaan,kamu itu sudah diberi jalan untuk mencintai seseorang yaitu kak rio dan itu merupakan suatu mujizat bagiku,karena sahabat ku yang satu ini telah jatuh cinta..”
“aduh,,yg bilang jatuh cinta siapa?”
“tidak ada tpi dari cerita kamu aku yakin kamu jatuh cinta sama kak rio dan aku yakin kak rio juga menyukai mu”
“dasar selalu berpikiran negatif”
“ehhh siapa yang berpikiran negatif aku itu berpikiran positif dan sesuai kenyataan”
“suka deh”

(tiba-tiba.....)
“Hai lidya...kok belum masuk”

(seseorang menghampiriku dan duduk di sebelah ku,dengan senyum tulus dan wajah menawan nya..)
“hai kak,habis ini olahraga kebetulan guru nya tidak datang”
“oh gitu nanti siang ada acara tidak”
“gk kak memang nya ada apa”
“ehmm aku mau ajak kamu jalan-jalan,boleh..?”
“ehh...gimana ya boleh deh”

(aku tersipu dengan tawaran itu ada perasaan tersendiri bagi ku)
“ehemehem..maaf ya kak saya mengganggu”

(sahut ratna tiba-tiba,karena merasa seperti diasingkan)
“hahah..tidak apa2 dek,justru k’k sudah mengganggu pembicaraan kalian”
“hahaha tidak apa2 kak”
“oh ya udah nanti k’k jemput kamu ya li,ok,bye honey”
“ehh..iya kak”
“so sweet”
(k’k rio pun pergi seraya mengelus rambut ku.Sore hari pun tiba,kak rio menjemputku dan kami pun pergi kesuatu kunjungan rekreasi,kebetulan hari tu malam minngu jadi banyak remaja yang memadu kasih dengan kekasih masing-masing,ada yg saling pegangan tangan,saling merangkul,namun apa yg kulihat tidak terdapat dalam diri kak rio,kami hanya jalan sama tanpa adanya satu sentuhan pun diantara kami.)

(Setelah lelah berjalan-jalan kami pun menuju taman untuk melihat matahari terbenam,kami duduk di sebuah kursi pinggir taman,disekitar taman itu banyak juga remaja yang berpacaran,saat kami duduk pun kak rio tidak menyentuh ku sedikit pun)
“Gimana li kamu senang hari ini jalan-jalan bersama ku?”
“ya aku senang sore ini jalan-jalan bersama k’k”(balas ku sambil melontarkan sebuah senyuman padanya)
“Apa kau merasa nyaman bersama ku”
“ya aku nyaman,bersama k’k dan ada pearsaan yg berbeda saat bersama k’k”
“apakah itu ?”
“entahlah aku sendiri juga tidak tau”
“ehmm,,apa sampai saat ini kau belum ada memiliki perasaan terhadap seseorang ?”
“belum..”
“syukur lah aku belum kehilangan bintang harapan ku,”
“benarkah..”
“ya benar..”(dia tersenyum pada ku)
“namun aku belum mengerti kata2 k’k”
“suatu saat kau akan mengerti,oh ya kita kan sudah tunangan berarti kamu sudah resmi menjadi pacar ku kan ?”(tanya nya seraya tersenyum)
“ehh..iya kak”(aku tersipu malu)
“maaf ya apabila kamu bosan saat bersama ku,aku tidak sepeti pasangan lain yang bermesraan dengan kekasih nya,aku sangat menghargaimu sebagai wanita yang belum sepenuh nya untuk ku”
“tidak apa-apa kak,aku menyukai prinsip tersebut”
“trimakasih,suatu hari akan tiba waktu nya kau menjadi bintang harapan ku yang paling terang dihati bulan purnama”
“hahah..”(aku masih belum mengerti dengan hal itu)

(Selama tiga tahun aku menjalani hari-hari ku bersama kak rio,ketika dia lulus dari SMA dan masuk PTN ternama di kota kami,dan aku masih duduk dibangku SMA kelas XII.Aku sangat senang bersama nya dan ada sedikit rasa sayang dalam diriku terhadap nya.Akhirnya aku lulus SMA dan aku masuk ke PTN yg sama dengan nya namun jurusan berbeda.Orangtua kami sangat senang dengan hal ini.Hingga suatu hari dimalam natal pun tiba..)
“lidya aku mau bicara susuatu dengan mu”(dia menarik tangan ku dan mengajak ku menuju di depan pohon natal yang besar dan indah)
“Ada apa kak?”
“ehmm...aduh gimana mengatakan nya ya”
“ada apa sih kak kok bingung gitu ?”
“ehmm baik lah,ehemehem”( dia membersihkan tenggorokan nya nya lalu tersungkur di depan ku dengan sebuah mawar putih di tangan nya dan tepat di depan ku)
“lidya aku mencintai mu,sesungguh nya aku menyukai mu saat kita belum berkenalan dulu,aku sering memperhatikan mu,dan saat itu pula aku mulai cinta padamu dan aku mengerti apa itu rasa cinta.Memang sulit kau percayai kata2 ku ini namun ini lah sesungguh nya.Aku tidak pernah menggenggam tangan mu mau pun mencium kening mu itu karena aku menghargai mu ssebagai seorang wanita yang kucintai,aku ingin menunjukan padamu apa itu cinta sebenarnya,cinta tanpa sebuah kemunafikan.Lidya kau lah bintang terang yang kutunggu selama ini untuk menemani setiap nafasku.Dimalam natal ini dihari yang kudus ini aku ingin mendengar sebuah pernyataan dan keputusan dari dalam dirimu sendiri.Apakah selama ini kau mencintai ku juga ? dan apakah kau mau menjadi pendamping hidup ku ?”

(Saat mendengar perkataan itu aku mengerti inilah cinta.Sebuah cinta yang tulus yang bisa kulihat dan kurasakan.Aku bahagia mendengar perkataan itu.Dan tak terasa sebuah butiran bening menetes dari biji mata ku)
“Trimakasih kak telah mencintai ku dan untuk malam ini tapi....”
“Tapi kenapa lid”
“tapi aku tidak bisa menolak mu karena kau juga mencintai mu,aku menyayangi mu.Aku mau menjadi pendamping hidup mu”
“benarkah ? kau serius”

(Entah kenapa air mata menetes,terasa sangat bahagia bagiku,begitu pun dengan kak rio dia menangis bahaggia.)
“trimakasih lid,aku mencintai mu,aku akan berusaha menjaga mu disetiap waktu ku”
(katanya seraya memeluk ku,Inilah pelukan pertama yang di berikan nya,aku membalas pelukan nya dan dia mencium kening ku,aku dan dia menangis bahagia)


Malam itu kami kembali kerumah.Sesampai nya dirumah kak rio,kedua orangtua kami sedang menunggu kami seolah-olah terjadi sesuatu.Kak rio menceritakan keputusan ku.Kedua orang tua kami sangat senang mendengar berita tersebut.mereka memeluk kami.
Dan pada malam Natal itu aku mengerti arti cinta yang sebenarnya.Cinta yang tulus dan suci.Cinta yang akan ku tanam dalam diriku dan akan kujaga hingga iya semakin mekar dalam hidup ku.
Trimakasih kak Rio,Trimakasih Tuhan karena telah menunjukan pada ku arti cinta sebenarnya.

THE END

Stella

“Buta ya ?!” cercah Stella seketika saat dirinya terhuyun kebelakang dan hampir ambruk. Untung nya sang penabrak segera menarik lengannya. Setengah berpelukan pun tidak terhindari. Stella menyadari tubuhnya sangat dekat dengan Angga. Ia bertahan sebentar pada posisi itu. Dan hampir menangis. Matanya sudah berat dan akan melinangkan beberapa airmata. Beberapa lama sejak hari itu, ia hampir tidak pernah berjumpa dengan Angga. Tapi setelah sadar dari keadaan ini Stella pun buru – buru melepas cegkraman tangan orang itu. Dengan gugup ia membenahi gestur tubuhnya. Sedikit mendongak untuk memasukkan kembali air matanya.
“Ga Sengaja Stel, maaf” Jawab Angga dengan menyunggingkan sedikit senyum yang tulus. Senyum yang membuat Stella kepikiran siang dan malam ia merasa bahwa pagi ini ia terkutuk karena mendapati dirinya tertegun kembali melihat senyum itu. “Sori ya. buru – buru” kemudian Angga pun berlalu. Dan berjalan kearah yang berbeda darinya. Mungkin ia benar buru – buru, batin Stella yang tetap berdiri mematung. Setengah kesadaranya mungkin masih menempel di alam lain. Wajahnya terlihat melas. Setelah dia merasa yakin untuk bisa mengalihkan pandanganya, akhirnya ia pun meninggalkan tempat itu. Girang, sedih dan banyak hal lain menyatu. Ia sekuat tenaga menahan air matanya.

Stella berjalan dengan cepat menuju ruang kelasnya, mungkin sedikit berlari. Sesampainya di kelas ia segera menghambur ke tempat duduknya. Entah sadar atau tidak, dia melempar tas saat ia belum berada tepat di bangkunya. Hatinya masih terasa panas. Nafasnya terdengar ngos – ngosan. Sedikit air mata meluncur dari pelupuk matanya. “Hhuh ! Angga lagi ! Arrgh !” ia menghantam bangku dengan genggaman tangannya. Suasana kelas yang masih sepi membuat suaranya terdengar sangat lantang dan keras. Menggema. Sendirian ia nostalgia tentang Angga. Ia menelungkupkan kepala diatas bangkunya. Angga yang sangat ia cintai dan rasa cintanya yang ternyata hanya bertepuk sebelah tangan, pacarnya yang ternyata “Arrghhhh !” semua pikiran itu membuatnya ia menghabiskan semua rasa cintanya.
“hi, kayak orang utan aja kamu Stel.” Ejek Nadia tiba – tiba berada di sebelah Stella. Karena tanpa sepengetahuan Stella, ia tahu kejadian di koridor itu. Hening sesaat. Saat Nadia telah berada didalam ruang kelas. Nadia memposisikan agar ia cukup dekat untuk mendengar penjelasan Stella. “Loh, Stel?” saat ia menyadari bahwa setetes air mata menghiasi pelupuk mata sahabatnya itu.
Stella menceritakan apa yang telah ia alami di koridor barusan ini. dan Nadia cukup mengerti, ia juga menyaksikan kecanggungan Stella, dan ia tak harus mengeluarkan pertanyaan apapun.
****

Sepulang sekolah, Stella nunggu jemputan dari Sonny, abangnya. Dan saat ia menuggu itulah Angga menghampirinya. Mereka satu angkatan, namun berbeda kelas.
“nunggu jemputan ya?” tanya Angga
“maksudmu, aku ?!”
“hahaha... iya kamu lah. Emang ada orang lain selain kita disini dan saat ini ?” Stella pun melihat kanan – kirinya. Dan ternyata benar saja. Disini sepi. Hanya ada mereka berdua. Dengan sedikit malu ia pun menelan air ludahnya. “Bareng aku aja. Rumah kita kan cuma beda gang Stel. Yuk”
“Kamu duluan ajah” Stella pun memangsang wajah melengos kearah sebaliknya. Agar matanya tak dapat memandang wajah Angga. Stella menghentak – hentakkan kakinya tanda ia mulai ragu untuk tetap menunggu kehadiran abangnya datang menjemput, dan menggerutu dalam hati. Lama ditunggu ternyata abangnya juga tak kunjung datang. Dan selama itu pula Angga berada disebelahnya. “Pulang sonoh, ngapain disini ?!” tanyanya judes. Bukannya langsung pergi, angga malah menghentikan nyala sepeda motornya sembari tersenyum.
“aku udah pamitin ke abangmu. Katanya iya. Ayok buruan, udah sepi juga disini”
“Sok tau !” Stella pun hening kembali. Dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
“Mau ga, kalo engga ya aku balik sendiri aja. Awas loh, rawan copet” gertak Angga. Akhirnya Angga mulai menyalakan mesin motornya,beberapa lama dia berfikir, akhirnya dia memutuskan untuk pulang bareng Angga. Karena Angga sudah berada beberapa meter dari tempatnya semula. Ia berlari - lari kecil untuk mencapai tempat Angga.

Dalam perjalanan itu Angga tidak memacu sepeda motornya dengan kencang. Rasanya seperti kencan, batin Stella. Entah kenapa ia ingat Adi. Mantanya yang super duper ia kasihi itu mendadak pergi dan tak kembali. Terlalu cepat berpisah dengan cowog sebaik dia. Tapi Tuhan mungkin lebih merindukan ia di surga.
Stella berusaha untuk menyadarkan kembali emosi alam bawah sadarnya dan setidaknya kenangan masa lalunya tidak harus selalu hadir disetiap kebersamaan selain Adi.

Stella sadar bahwa rumah mereka cukup dekat. Hanya berbeda gang saja. Namun tidak sedekat mereka saat ini. Setelah sampai dirumah, Angga di persilahkan masuk oleh tante Tia, Mamanya Stella, namun karena Angga mengaku harus segera pergi ke tempat latihan basket, akhirnya Angga pamit “salam saja untuk abangmu” mereka pun tertawa bersama. Tak terkecuali Tante Tia.
“Loh, loh,loh... Stella masik cantik gini kok malah milih Sonny, ngga.” Goda sang Mama. Tanpa sadar Stella tersipu malu oleh perkataan mamanya itu. Rasa kagumnya semakin bertambah. Apakah ia benar mulai menaruh hati padanya ? Untung saja, ia cepat menutup kembali sunggingan senyumnya. Sebelum Angga dan mama melihat senyum indahnya.

Kemudian Angga pun berlalu dari penglihatan mereka.
“Emang abang kemana ma ?” tanyanya saat memasuki pintu rumah
“Itu di dalem. Badannya agak panas. Jadi dia gga bisa jemput kamu” Stella hanya mengangguk mendengar penjelasan mama tentang ke alpha.an abangnya. “Baru kali ini dia bisa sakit ya ma” sindir Stella.
*****

Hari pun berganti. Karena Stella dan Angga berada di satu sekolah yang sama, akhirnya Angga berbaik hati untuk urusan antar jemput kesekolah. Terhitung sejak 3hari yang lalu. Angga selalu baik padanya. Hampir setiap malam sebuah pesan singkat selalu datang menghampiri ponselnya. Dari siapa lagi kalau bukan dari Angga. Kini Angga bisa membuat cintanya bangkit kembali. Barang sedetik saja Angga telat membalas pesannya, Stella bisa langsung berubah mood. Sepertinya dia mulai sangat mencintai Angga. Kadang mereka berbicara tentang cinta, atau mungkin hanya sekedar acara televisi yang mereka saksikan. Tapi walau hanya dari topik kecil ini, Stella semakin mengagumi Angga.

Entah apa tujuan Angga menyempatkan untuk mengirimi Stella pesan, sesibuk apapun ia disekolah. Kadang, Stella kerap mendapati bahwa Angga sedang mendribel bola di lapangan. Kadang juga ia mendapati bahwa ia sedang tekun mengikuti pelajaran didalam kelas. “kapan ia sempat menulis sms ini padaku Nad?” tanyanya heran kepada Nadia. Nadia yang kadang merasa iri karena Angga yang bukan kekasihnya saja selalu berbaik hati meluangkan waktu untuk Stella. Sedangkan Gibran kekasihnya malah jarang sekali melakukan hal seperti itu.
“Dia mungkin mulai suka padamu , Stel.” Hiburnya. Walau dalam hati ia ingin Gibran melakukan hal yang sama padanya. “ntar kalo bener jadian, aku yang ditraktir duluan loh”. Sembari menyenggol bahu Stella.
“Hahaha... kayagnya dia udah punya pacar kok, Nad” kata Stella melas. Walau sesungguhnya ia tidak tahu pasti tentang kebenaran itu, tapi setidaknya ia ingin mengetahui status Angga.
“kata sapa ? Apa jangan – jangan kamu lihat status hubungannya dia di fesbuk ya ?” selidik Nadia.
“Ah.. ngarang ! aku aja gga punya akun fesbuknya dia” beberapa ide muncul setelah percakapan tentang fesbuk barusan ini. Nadia mengusulkan agar fesbuk mereka berteman. Sehingga Stella bisa memantau gerak – gerik Angga di dunia maya.Stella yang menyetujui hal itu mulai memikirkan jalan untuk mendapat akun fesbuk sang pujaan hati. Nadia berceloteh kembali, “kamu mintak langsung aja ke Angga.” Namun Stella menolak mentah – mentah. “Gengsi !”

Mereka berfikir kembali. Bagaimana cara untuk mendekati Angga lewat jalur fesbuk. “Aha !” teriak mereka kompak. “Search lewat fesbuknya Sonny Hanif H !” ide mereka ternyata kompak !
****

“kamu kenapa dek ?” tanya mama saat aku bergabung untuk menonton televisi. Disana telah terduduk santai mama, papa, dan Abangnya. Dan saat Stella bergabung mereka semua beralih pandang, tajam. Mungkin karena mama yang menegur dengan pertanyaan yang agak aneh itu.
“ih, mama. Aku lagi punya misi ma. Tapi ga tau bisa berhasil atau engga.” Sembari melempar bantal duduk ke arah Sonny yang dari tadi nyengir.
“hahaha..” kekeh papa. “misi apa ? misi nyebunyiin nilai jelek ya, jadi bingung musti kasi tau mama atau engga ?”
“papa tu musti jail gitu.” Stella memeluk sang mama. Dan mamanya pun mendekap. Tapi papa dan abang malah saling bertatapan lalu tersenyum. Duh, seneng banget mereka itu kalau Stella menjadi bulan – bulanan mereka.
“papa tuh ah,” bela tante Tia untuk Stella. “Misi apa memangnya dek ?” tanya mama mulai selidik
“rahasia !” aku mengecup piipi mama dan berlalu.
“Dasar abg norak !” teriak abangnya dari kejauhan.
“ih engga, abang tu yang norak. Sakit gitu doank aja udah panggil mama... mama... mama.” Stella menujulurkan lidahnya. Dan tertawa terkekeh. Maklum saja, abangnya itu walau cuma sakit panas tapi manjanya dengan mama ga ketulungan.

Stella lalu menghambur ke dapur. Membuka lalu menutup kembali pintu kulkas. Meraih beberapa makanan di dalamnya. lalu berpindah dari laci paling bawah ke paling atas. Saat telah berhasil merampas beberapa makanan ringan dan sebotol minuman dingin Stella kembali menuju kamarnya. Menyalakan leptop putih dan “Online”. sembari membuka tutup toples. Jemari yang lain lihai menuliskan alamat website yang ia tuju www.facebook.com klik. Beberapa saat kemudian Stella telah diarahkan pada halaman website sosial media yang cucog satu ini. setelah log in ia berlayar bebas. Tab sebelah unutk youtube, sebelahnya lagi untuk twitter. Dan berbagai laman yang lain.
“Misi siap dimulai” pertama – tama ia menuju profil sebuah akun fesbuk target perantara. “Son-ny Ha-nif H.” Ia mulai mengetikkan abjad ynag terlafaz dari bibirnya. Klik ! facebook sudah tertuju ke profil yang ia maksud. Beberapa status yang telah diunggah oleh abangnya membuatnya tersenyum simpul. Wallnya yang penuh dengan kiriman dari ceweg – ceweg yang sok imut, “Kalau kayag gini, apa dia masih bisa setia sama mba Kanaya ?”

Stella mengarahkan scrollnya kebawah, “mana ya..” gerutunya sembari tetap fokus mencari sebuah foto kecil beserta nama akun sang target. “masak dia pakek nama alay ? apa ii..” , tiba – tiba pintu kamarnya diketuk dari luar kamar. Baru juga Stella menoleh, abangnya udah ngeloyor masuk kedalem. “bannng !” teriak Stella. badannya dipaksa menyingkir dari bangku tempatnya semula duduk. Dan tetap berusaha untuk bertahan di kursinya.
“pinjem bentar.”
“gga !! serakah lo ni bang ah !” Stella menghalangi tangan abangnya untuk mendekat ke leptopnya. “leptop lo kan baru bang !” ia memukul punggung tangan abangnya itu.
“bentar doank, beo !” sebaliknya, tangan Stella yang lebh kecil ketimbang abangnya, akhirnya kalah telak. Dan merelakan leptopnya bermain dengan abangnya.
“beo gundulmu !” ia pun merengut. Walau setengah hati meninggalkan leptopnya di tangan abangnya, tapi pada akhirnya ia pun menjauhkan diri. Menyibukkan diri dengan permainan di smartphonenya.
“hayo... ngapain kamu ngeliatin profil fesbuk ku ?!”
“gga sengaja. Cuma pengen liat doank. Knpa memang ? gga suka ?” walau dalam hati Stella merasa sangat dag dig dug, tapi ia tidak boleh mengatakan pada abangnya. Tentang misi rahasia diantara ia dan Nadya.
**

Keesokan harinya saat Stella dan Nadya beristirahat di kantin sekolah, selayaknya siswa yang lain mereka juga curhat tentang kejadian yang mereka alami. Stella terus saja menceritakan tentang Angga, Angga. Dan Angga. Tentang misi mereka yang hampir diketahui oleh abangnya. Stella ingin ia berusaha tanpa bantuan abangnya. Karena ia yakin, mungkin Angga tidak bisa menolak Stella karena sungkan dengan abangnya. Jadi karena itulah, ia ingin hal ini hanya untuk ia dan Nadya, tanpa Sonny.

Dan saat bel pulang sekolah telah berbunyi, Stella masih berada di dalam kelas. Hari ini adalah jadwal Angga latihan basket disekolah. Ia ingin hadir, menyaksikan Angga. Stella sudah menyiapkan beberapa perbekalan yang sekiranya mampu mengusir rasa lapar yang ada. Nadya alpha menemaninya saat ini, Nadya berasalan ingin tidur siang. “Aneh lo, Nad. Sejak kapan lo doyan tidur siang ?” itu omelan Stella tadi siang saat dikantin sekolah.
Saat dirasa seluruh siswa telah meninggalkan kelas dan yang tersisa hanya ia dan beberapa siswa yang akan bersiap berlatih, ia berjalan menuju samping lapangan basket.

Latihan pun dimulai. Stella duduk mematung, matanya liar mengikuti setiap gerak tubuh Angga. Sedikitpun hampir tidak ada yang terlewatkan. Mungkin ia akan sangat bangga jika Angga berlaga dan ia hadir sebagai kekasihnya. Mungkin Stella akan berteriak paling keras saat Angga berhasil memasukkan satu bola ke ring, dan akan mengutuk paling banyak saat Angga didorong hingga terjatuh oleh pemain lawan. Ya, mungkin dia akan seperti itu. Tanpa sadar ia bertepuk tangan saat Angga berhasil melakukan aksi yang istimewa. Angga yang mendengar suara tepuk tangan pandanganya langsung beralih kearah Stella, Angga melambai dan menebarkan senyum kearahnya. Ia percaya penuh bahwa Angga juga mulai menaruh hati padanya.

Namun kegiranganya tak berlangsung lama, sesaat setelah itu henponnya berdering. “Apa ?... disekolah... aku pulang sama Nadya, bang... Ah ! yaudah. Tunggu disitu”.
Stella lalu bergegas meninggalkan tempat duduknya, karena Angga tak lagi menoleh kerahanya maka ia memutuskan untuk segera berlalu.
****

Sudah hampir 4 hari sejak misinya dimulai, tapi ia belum juga mendapatkan username akun fesbuk sang pujaan hatinya. Disaat yang bersamaan, Angga justru semakin setia menemani hari – harinya. Bahkan ia hampir tak pernah menolak permintaan tolong dari Stella. Kemanapun Stella meminta, Angga akan mengiyakannya. Menjemputnya, bahkan mengantarkan kembali sampai dirumah. Begitu pun dengan hari ini, Stella mengajukan permintaan untuk diantarkan kerumah Tante Mega, untuk mengantarkan kue buatan mamanya.

Mereka berangkat pukul 2 siang. Dan tiba disana sekitar pukul 3 Sore.
“Oh.. mba Stella. Masuk mba, mama lagi didapur.” Kata Bella, sepupunya. “bentar ya, duduk mba,” Setelah Bella berlalu, angga dan Stella duduk manis diatas sofa berwarna marun.
“sodara dari mama ?” tanya Angga disela – sela mereka menunggu.
“iya. Adiknya mama yang paling bontot.” Kemudian, masuklah seorang wanita paruh baya, berpakaian sedikit rumahan namun wajahnya tetap terlihat segar. “Tante..” Stella berdiri dan memberi salam pada wanita itu. Angga hanya mengikuti gerak reflekdari Stella.
“hallo... udah gede ya sekarang ?” Wanita itu memeprhatikan Stella dari ujung kaki hingga ujung rambut. Dari atas kebawah, lalu keatas lagi “makin cantik aja. Keluarga disana kabarnya gimana sayang ?” dengan isyarat menyilahkan duduk, mereka bertiga pun duduk hampir bersamaan. Sebuah lirikan tertuju untuk Angga. Dan Stella sadar tentang hal itu.
“oh... baik tante. Tante sekeluarga juga gimana punya kabar ?”
“tante. selalu baik. Begitu juga yang lain.” Sang tante pun melirik Angga kembali
“Ah tante,” Stella tersipu malu. “ini Angga, Angga ini Tanteku.” Mereka pun berjabat tangan. Stella pamit untuk kebelakang. Saat ia keluar dari kamar mandi danmembuka pintu, ia melihat Bella. Sepupunya yang asih kelas 2 smp itu terlihat lebih gemuk dibanding saat terakhir ia datang kesini. “Bella !” panggilnya. Bella pun menghampiri Stella. “kok ga pernah main kerumah ku ?” tanyanya tulus. “takut dijailin sama Sompret ya ?” itu panggilan Bella untuk Abng Sonny-nya.
“hahaha...” Bella berhenti sebnatra dan tak meneruskan pembicaraanya. Pandanganya kosong. Seperti tersadar dari lamunan, ia meneruskan “malah aku kangen banget sama dia” jawabnya mnggoda.
“ahaha... ya dateng donk kerumah.” Stella pun berlalu. Dan kembali bergabung bersama di ruang tamu. “oh, ini ada titipan dari mama” sembari memberikan sebuah bungkusan ke yang telah ia siapkan dari rumah. “Setelah gagal berulang kali, akhirnya sukses juga bikin kue yang tante ajarin.” Imbuhnya.
“waduuhh” diterimalah bingkisan itu “dari dulu belajar,baru sekarang bisanya. Hahaha” Ia meletakkan bingkisan itu diatas meja kaca didepannya. “bilang makasih ya sama mamamu”

Setelah menambah beberapa pembicaraan akhirnya tepat pada pukul setengah 5 sore Stella pamit pulang. Saat berada didepan pintu rumah dan Angga telah berada di atas punggung sepeda motornya sang tante berbisik “Udah pacaran berapa lama ? kok tante gga diberi kabar si, kan tante juga seneng kalo kamu udah punya pacar lagi, Stel”

Stella tersipu, mencoba merangkai kata bahwa ia sudah sangat berharap bisa menjalin kasih dengan pria pujaannya itu.”tante nih, itu temenku ko”
“Stella bohong sama tante, dia tadi udah tante tanyak, katanya dia, kalian pacaran kok” Tantenya tersenyum. Stella yang masih tak percaya namun sudah bahagia hanya membalas senyum tantenya itu.
****

Karena hari itu akan menjelang malam, Angga melajukan sepeda motornya dengan lebih cepat. Dalam remang senja yang hampir berganti malam, ia sangat berharap agar saat ini waktu dapat berhenti. Hanya ada ia dan Angga, tapi apakah perasaan ini akan terbalas oleh Angga ? atau akan menjadi cinta rahasia yang tak akan terungkap ? tapi siapa duluan yang akan mengatakan hal ini ? Anggakah ??

Stella melihat jalanan didepannya dari balik punggung Angga. Berapa kali ia berharap agar ia masih bisa seperti ini selamanya. Jikapun cinta ini tak berbalas, setidaknya ia ingin agar kisah ini selalu abadi. Tapi sepertinya waktu berjalan dengan cepat. Perjalanan yang ia harap akan sangat lama ternyata lebih cepat dari dugaannya. Dengan menghembuskan nafas kesal ia turun dari sepeda motor Angga. “Makasih ya,” Ucapanya. “Hati – hati,“ ia melambaikan tangannya. Namun Angga meliriknya dan membuka kaca helmnya.
“Stel,” Angga melepas helmnya. Stella tak bergeming.
“Apakah ia akan mengatakan cinta padaku ? apakah aku akan menjadi kekasihnya esok hari ?” batin Stella.
“Maaf ya,aku tadi keceplosan bilang ke tantemi kalo kita pacaran.”
“maaf ya ? keceplosan ? maksudnya apa ? apa dia benar suka juga kepadaku ?” sesaat setelah bertanya pada diri sendiri dan tak ada jawaban, ia pun mengangguk. Entah untuk persetujuan yang mana.
“Besok aku ada pertandingan. Sama sekolah tetangga. Kamu mau ikut ?” pintanya pada Stella.

Stella mengangguk lagi.
“Oke. Aku jemput pukul 8. Daa”
***

Stella buru – buru menghambur ke kamarnya. dan tak menghiraukan suara Tante Rita yang berteriak untuk menyuruhnya memberi salam terlebih dahulu. Si Abang yang tak terlihat berada disana membuat telinganya sedikit nyaman tanpa mendengar celoteh jailnya. “MAMA i love you” teriaknya dari kejauhan. Sambil tetap terus menuju kamarnya. Sang Mama hanya geleng – geleng kepala melihat tindak tanduk putri bungsunya itu.

Setibanya di dalam kamar, ia melepas beberapa benda yang melekat di tubuhnya, lalu berbaring di atas kasurnya. Tengkurep lalu terlentang kembali. Meraih henponnya, jemarinya sibuk berpindah kesana kemari mendial nomor henpon karibnya. Stelah terhubung “Nad..” suaranya ceria. “besok Angga ngajak aku lihat pertandingannya dia... iya. Dia bilang ke tante ku kalau kita pacaran.... menurutmu gimana ?.... hahaha... iya donk... ah, semoga besok jadi hari terso sweet ku lagi.... hahaha...” karena suara Nadya yang tak seperti biasa ia sedikit ragu untuk menceritakan kegembiraanya. “kamu kenapa Nad ?” Suara Stella berubah enjad parau. “Astaga..” benar saja. Terjadi sesuatu dengan sahabatnya itu. “kalo butuh apa –apa hubungi aku ya Nad... udah, jangan nangis” mendengar suara Nadya yang terisak Stella tak kuasa untuk tidak ikut menangis. “tu kan, kau nangis juga.” Godanya. “....yaudah. tutup aja.... iya, daaa..”
****

Pagi pun tiba dan Stella telah berpakaian rapi hari ini. Dia berusaha agar pakaiannya tidak terlalu berlebihan namun tetap dipandang istimewa oleh Angga. Alhasil sebuah Skiny jeans berpadu dengan skirt biru bercorak bunga tanpa lengan menjadi pilihanya. Rambut model ekor kuda dan sebuah tas slempang kecil. Flat shoes polos menambah penampilannya semakin chic. “kurasa ini tidak terlalu berlebihan.”

Style Angga yang bisa dibilang cuek membuat Stella kadang harus kecewa karena beberapa kali gaya bajunya terkesan terlalu wow bila sedang bersama Angga. Mungkin Angga juga menyadari bahwa ia perlu mengganti tema pakaiannya itu walau hanya sekali dihadapan Stella. “Kamu suka ga, aku pakai baju kayag gini ?” tanyanya waktu itu. Saat mereka berada dilantai dasar sebuah mall dan akan menuju bioskop dibilangan kota surabaya. Celana pendek komprang berpadu dengan t-shirt yang dirangkap dengan jaket dan sendal yang ala kadarnya. Walau sesungguhnya ia ingin mengangguk tapi Stella berusaha memperhalus penolakkannya. “Selagi kamu nyaman aku gag terlalu mempermasalahkan” mungkin Angga menangkap signal tersembunyi. Dan telapak tangan medarat diatas kepala Stella. Angga mengacak – acak rambutnya. Lalu mereka berdua tertawa.

Sesaat setalah itu ia keluar dari kamarnya. Jantungnya berdetak lebih cepat. Angga telah menunggunya di luar. Sang mama yang menyadari hal itu hanya menggodanya dari jauh “Berangkat gembira, pulang gembira ya, sayang”. Lalu Stella pun berangkat menuju medan pertempuran Angga. Angga yang berpakaian sedikit rapi membuat ia bangga dengan pilihan bajunya kali ini. Apalagi warna baju yang mereka kenakan hampir sepadan.
Stella semakin nervous namun hatinya girang. Dia sudah lama berhayal seperti ini. “Oh, Adi.. apa kau mengizinkan aku mencintai orang lain selain dirimu ?” Kenang Stella kepada mantan kekasih yang pergi dan tak kan pernah kembali.

Saat mereka telah sampai di tempat, Stella dapat lolos masuk tapa harus bersusah payah. Dengan sebuah kalung beratas namakan “Raditya Hanggara” ia dapat melenggang dan duduk di kursi tamu istimewa. Senyumnya tersungging indah. Pandangan matanya lihai menyelinap kesela – sela pemain dari tim sekolahnya. Untuk menemukan pujaan hatinya. Dan senyumnya semakin nyata saat mata mereka bertemu pandang dan Angga pun tersenyum padanya.

Pertandingan dimulai. Kedua tim bermain apik. Saling mengoper bola ke rekan timnya. Angga yang tidak menyandang gelar kapten kali ini tetap dapat meluncurkan beberapa bola ke dalam ring lawan. Stella berdiri. Berteriak di tengah gemuruh sorak sorai penonton yang lain. Angga melambaikan tangan padanya. Dan beberapa pasang mata menampakkan sorat mata iri. Membuat Stella semakin bangga. Shot yang terlempar cukup jauh dan membuat bolanya malah keluar dari ring membuat penonton bersorak kecewa,namun lagi – lagi Angga menoleh kepadanya. Membuat Stella tersipu malu tak berdaya. 15 menit telah berlalu, sementara Angga beserta kawannya menepi sebuah dentingan bunyi sms berbunyi. Ia segera merogoh dan melihat isi pesannya.

Nadya Ini username akun fesbuknya Angga. Raditya Hanggara. Have fun ya ;)
08:45

Stella Nge-fly aku Nad :o haha
08: 47 Tengkyu banget .mumumu

Setelah habis waktu untuk beristirahat, pertandingan dimulai kembali. Kali ini Angga tak memperlihatkan keseriusannya. Stella berteriak dari arah penonton menyerukan namanya. Menyemangati Tim dari sekolahnya itu. Beberapa lama suporter dari sekolahnya mulai menyanyikan yel – yel, dengan terbata – bata Stella mencoba mengikuti nyanyian itu. Sukses ! beberapa kali bola berhasil bersarang di ring lawan. 34 – 36 untuk sekolahnya.
****

Pertandingan usai dengan skor 56 – 53. Kalah 3 point dari sekolah lawan. Namun Stella tetap bangga. Mereka cukup puas dengan perlawanan mereka. Angga ynag mungkin merasa lapar setelah berlarian kesana – kemari akhirnya meminta Stella untuk menemaninya makan siang. Setelah mengangguk antusias. Makan bareng Angga itu termasuk hobi barunya. Mereka berembug untuk mencari menu makan siang ini. Stella ingin fast food namun Angga memilih yang bervolume banyak dan mengenyangkan. Stella yang makanya lambat, sedang Angga yang selalu habis duluan membuat Stella sungkan. Namun pada akhirnya, dipilihlah sebuah tempat makan yang menyediakan menu prasmanan. Disitu mereka bisa memilih volume makanan yang sanggup mereka lenyapkan.

Setelah memarkirkan sepeda motor, mereka berdua bergegas masuk.mengambil piring dan mengisinya dengan pelbagai macam hidangan. Lalu duduk di altar teras sinar matahari tak banyak masuk. Jarak pandang mereka sedikit terhalangi. Namun disini udara bertiup lebih nyaman. Cukup kalau hanya untuk mengusir rasa gerah.

Mereka membicarakan pertandingan, dan banyak macam pembicaaran ringan lainnya.
“kamu cantik banget hari ini Stel,” Puji Angga di sela – sela pembicaran mereka. Stella tersenyum dan tak menjawab. “kok baju kita bisa sama gini ya warnanya ?”

Ternyata Angga menyadarinya itu berarti Angga memperhatikannya dan membuat Stella girang. Pdahal sebelumnya Angga tidak pernah mengatakan sesuatu tentang penampilannya.
“Andai aku ketemu kamu dulu, mungkin sekarang kita pacaran ya,”

Apalagi ini ? kenapa selalu membuat perkataan yang memiliki 2 makna.
“Aku suka kamu, Stel.” Stella melompong. Jantungnya berdegup kencang. Saat Stella akan membuka mulut untuk mengtakan bahwa ia juga manyukainya, Angga menyelanya, “kamu udah punya pacar ?”

Reflek Stella menggeleng. Lalu keadaan pun hening. Stella tetap melahap makannya. Mungkin tangannya sedikit gemetar, ia salting. Untung menutupi kesaltingnay dia memberikanpertanyaan yang sama “Kalau kamu ?”

Sebeum menjawab pertanyaan Stella, Angga menegul minumannya “udah.” Stella melotot. Jantungnya semakin berdebur tak karuan. Ia terbatuk, rasanya perih dan bukan hanya di tenggorokan, namun juga dihati. Angga menyodorkan gelas minuman. Sekarang ketara, bahwa ia benar bergetar. “mananya yang sakit ?” Angga reflek meletakkan piringnya dan membantu Stella menenangkan dirinya
“Gag ada.” Tolak Stella. Nafasnya yang belum teratur membuat emosinya sedikit naik. “Rasanya aku tadi makan duri.” Stella mencoba memperbaiki nafas dan emosinya.
“tapi udah gag papa kan,” Raut wajah Angga terkihat benar – benar khawatir. Tapi Stella teranjur sakit hati. “Kita langsung pulang aja ya setelah ini ?” dan lagi –lagiStella hanya mengangguk.

Seusai makan, Angga langsung mengatar pulang Stella.
Sesampainya dirumah, Stella tersunyum gembira. Ia menghampiri mamanya yang sedang santai di depan televisi. “Mama, aku pulang. Dan aku masih gembira,” Stella mendaratkan sebuah kecupan dipipi Mamanya. “aku ke kamar dulu ma,” Stella beranjak dan meninggalkan mamanya. Tanpa ia berbicara mamanya sudah hafal mana gembira yang asli dan di buat – buat.

Ia menelungkupkan kepalanya ke atas kasur. Berteriak sekuat tenaga. Ia beralih, menggapai leptopnya, menyalakannya denga kasar. Jemarinya menari – nari diatas keyboard. Mencari akun fesbuk angga yang telah diberikan oleh Nadya. Segera setelah log in ia beraih ke profil Angga.

Photo sampulnya terpandang jelas sedang bersama seluruh anggota tim basket sekolah saat memenangkan pertandingan tahun lalu. Angga yang mengakat trofinya. Saat itu dialah yang menjadi kapten, dan Stella juga menyaksikannya, namun sebagai penonton biasa, tidak seperti hari ini.

Setelah menyambarkan pandangannya ke photo profil. Dan ya, ternyata dia juga menggemari fotografi. Dia juga pernah mengatakan itu kepada Stella. Ia semakin pensaran seperti apa kekasihnya itu. Lebih Cantik kah ia dibanding dirinya ? Stella terus menurunkan halaman, berbagai macam ststus terpampang disana. Namun yang membuat hatinya nyilu adalah

Raditya Hanggara cepet pulang sayang, semoga menang :*
–bersama Rengas Gara A
Suka . Komentari . 14 Jam yang lalu melalui seluler

Stella sempat tersenyum, namun dihatinya jelas dia sangat terbakar dan merasa sangat panas.
Ia menurunkan agi halamannya.

Rengas Gara A aku gag bisa liat kamu dibabak kualifikasi sayang  kamu yamg semangat ya –bersama Raditya Hanggara
Suka . Komentari . 23 Jam yang lalu melalui seluler
“Mungkin mereka benar saling menyayangi” Stella mecoba lapang dada. Merelakan Angga yang tak pernah akan jadi kekasihnya. “Semoga kau bahagia”.

Pahit Manisnya Cinta

Senyumnya membuat hati ini seolah-olah luluh lantah. Aku mencintainya, bahkan sangat mencintainya. Tapi aku tak tahu? Apakah dia merasakan hal yang sama. Aku tak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaan ini. Aku takut ia menolak. Biarkan aku memendam rasa ini sendiri.
Istirahat sekolah. Aku melihatnya bercanda gurau dengan temen-temannya. Sesekali aku memandanginya, namun ia balik memandangiku. Al hasil, aku malu, dan segera meninggalkan tempat tersebut.

Dia adalah teman sekelasku. Namanya Anda, anak seorang TNI. Dia selalu menadi juara kelas karena ketekunannya belajar. Dia juga dikenal sebagai orang yang ramah dan baik. Apalagi kalau punya pacar. Dia perhatian banget sama pacarnya itu. Ingin sekali perhatian itu dituju untukku.


Hari kamis, tepatnya pelajaran fisika. Ada soal yang sedikit bingung bagiku. Akupun menanyakan soal tersebut kepada Anda. “Anda, bisa minta tolong?” tanyaku. “Oh, bisa. Apa yang bisa ku tolong?” jawabnya. “Begini, bisakah kau memberitahuku rumus soal nomor 4 ini. Aku sedikit tak mengerti, karena saat Ibu Susi menjelaskan, aku tidak berada di kelas.” Kataku. “Oh, yang ini. Ini rumusnya W=VxIxt, V= 220V, I=5A, dan t=3600sekon. Semuanya dikali dan dapatlah hasilnya. Bisa kan?” jawabnya. “Yaya, aku mengerti. Terima kasih” ujarku. “Ya, sama-sama” jawabnya kembali. Saat pergi dari meja Anda, aku tersenyum-senyum sendiri.

Terdengar kabar, bahwa Anda suka sama seorang cewek kelas sebelah. Namanya Febi, seorang cewek yang pintar, cantik, putih, tinggi, baik, dan sifat baik lainnya.

Kabar itu diperoleh dari twitter Anda yang suka bertanya mengenai kabar Febi. Aku cemburu, kecewa, kesal dengan kabar ini. Meski aku belum memastikannya.
Saat aku membuka twitter, hal itu benar-benar terjadi. Bahkan, beberapa menit yang lalu, Anda mengungkapkan perasaannya kepada Febi. Namun, itu belum direspon oleh Febi. Sehingga aku belum mengetahui jawabannya.

Esoknya, aku melihat Anda bersama Febi. Dengan segera aku masuk ke kelas dan bertanya pada Isa. “Sa, Anda jadian sama Febi?” tanyaku. “Iya, emang kamu gak liat di twitter? Anda nembak Febi dan Febi terima!” jawab Isa. “Iya aku tahu. Tapi saat itu Febi menjawabnya lama. Jadi langsung aku tutup” jawabku kembali. “Nggak lama kok, paling Cuma 10 menit.” Ujar Isa. Aku kecewa.

Sejak itu aku berubah. Suka ngelamun, marah-marah gak jelas, cuek, acuh, sampai-sampai nggak perduli orang disekelilingku. Aku duduk di bangku dekat pohon di taman sendirian. Tiba-tiba ada yang menghampiriku. Dan ternyata itu Anda.
“Kenapa kamu? Beberapa hari ini, aku lihat kamu sering ngelamun? Biasanya kamu itu aktif banget. Nggak seperti saat ini?” tanya Anda sedikit perduli. Aku diam tanpa menjawab semua pertanyaan Anda. “Hey? Apakah kau punya masalah? Kau bisa berbagi ceritamu kepadaku” tawar Anda “Tidak! Terima kasih. Aku tak mau membagi masalahku pada orang lain. Cukup aku dan Allah yang tahu. Permisi aku harus pulang” jawabku sambil berjalan pulang. “Ayo, aku antar?” tawarnya kembali. “Tidak, terima kasih” dengan segera meninggalkan Anda.

Satu bulan berlalu. Dan selama 1 bulan itu, aku tak pernah membuka twitter atau media sosial lainnya. Aku takut hatiku tak bisa menerima kepahitan setelah aku membaca pesan Anda dan Febi.
“Nak, Ibu ada keperluan diluar. Kalian kerjakan Fisika hal 137. Assalammualaikum.” Ujar Bu Susi sembari meninggalkan kelas. Aku tak cukup pandai dalam pelajaran ini, sehingga aku selalu bertanya kepada orang yang lebih mengerti fisika. Aku merasa bingung dengan soal nomor 9. Aku bertanya kepada Isa, tapi ia juga tak mengerti. Begitu juga Sisil, Nasya dan Reni.
“Sini, biar aku bantu. Nomor 9 kan?” tawar Anda. Aku terdiam sejenak lalu menjawab “Nggak perlu! Aku takut nanti ada yang cemburu!” kataku. “Maksud kamu Febi? Ya enggaklah, jarak kelas kita sama dia kan jauh, pasti nggak kedengeran. Lagian aku udah putus sama dia” “Oh!”
“Tunggu! Kamu itu kenapa sih? Kok sifat kamu dingin banget sama aku. Aku coba baikin kamu, toh kamunya tetep begitu. Emang apa salah aku?” tanya Anda. “Udahlah! Aku mau pergi buat nanya soal ini ke orang lain” jawabku. “Tunggu dulu, emang apa salah aku sampe sifat kamu sedingin ini ke aku? Baiklah, kalau aku ada salah, tolong maafkan aku!” pinta Anda “Kamu nggak perlu tahu apa masalah aku. Dan kamu nggak perlu minta maaf karena kamu nggak tau masalahnya!” Aku segera pergi ke meja lain, tak memperdulikan hirauan Anda lagi.

Setelah sholat, makan siang, aku segera membuka laptopku dan membuka twitter. Aku kaget, kita melihat interactions. Banyak sekali mention yang masuk dan kagetnya lagi itu semua dari Anda. Yang isinya “Bella, salah apa sih aku sampe kamu segini dinginnya kamu ke aku? Kalau aku salah, aku minta maaf. Aku juga gak mau kalau kita terus-terus begini.” “Kan udah aku bilang, gak ada apa-apa. Kamu nggak perlu minta maaf, udah aku maafin. Kamu juga nggak tahu masalahnya dan nggak akan pernah tau masalahnya” jawabku. Karena kesal, aku langsung mematikan laptopku.
Esoknya, disekolah, semua temanku bertanya hal yang sama, yaitu “Bella, kamu itu ada masalah apa sama Anda? Sampe-sampe Anda ngemis-ngemis minta maaf sama kamu. Kalo emang ada masalah, maafin aja. Kasihan liat Anda sampe harus minta maaf kayak gitu” “Nggak ada apa-apa” hanya itu jawabku.

Aku menghampiri Anda dan berkata “Anda! Udah cukup minta maafnya. Twitter aku penuh mention-mention dan DM dari kamu. Kan aku udah bilang kalo kamu nggak salah. Kamu peka dikit dong. Aku juga udah maafin kamu.” “Iya, maaf kalo aku terlalu banyak minta maaf. Aku takut kamu bakal benci sama aku.” jawabnya “Nggak kok, kita kan teman.” Jawab balikku “Cuma teman?..” bersamaan dengan Anda bicara bel masuk berbunyi. “Apa katamu?” tanyaku “Nggak papa” jawabnya. Kami masuk kelas bersama.

Setelah belajar Matematika, kami ke lab untuk belajar biologi. Aku mau mengajak Anda untuk ke lab bersama. Namun, tanganku langsung ditarik Isa dan Reni untuk ke lab bersama. Dan meninggalkan Anda. Setelah 10 menit di lab, aku baru sadar bahwa tak ada Anda disini. Aku meminta izin kepada Pak Wono untuk ke kelas mengecek keberadaan Anda.

Saat itu Anda seperti sedang tidur dengan kepala menunduk. “Anda, ayo ke lab. Pelajarannya sudah di mulai. Bangun, nanti kamu dimarahin Pak Wono karena tidak mengikuti pelajarannya. Kamu mau dimarahin Pak Wono yang super ganas itu? Nanti kamu disuruh lari 10 kali keliling lapangan mau? Ayo bangun!” Anda tetap diam, tanpa sedikit pun tubuhnya bergerak. Saat ku angkat kepalanya dan ku pegang. Tubuhnya sangat panas dan wajahnya pucat. Aku panik, dan segera membawanya ke UKS sendirian karena murid yang lain berada di lab. Aku membawa Anda ke UKS dengan merangkulnya.

Beberapa menit kemudian Anda sadar, setelah ditangani dengan Fajar anggota PMR. Saat Anda sadar ia memanggil namaku. “Bella! Bella! Bella!” “Iya, aku disini.” Jawabku dengan sedikit meneteskan air mata. “Kamu kenapa nangis?” tanya Anda. “Hah? Nggak nangis kok.” Jawab ku dengan segera mengusap air mataku. “Itu, kamu nangis. Udah jangan nangis, aku nggak mau air mata kamu terbuang percuma!” kata Anda. “Iya, aku memang nangis. Aku nangis karena kamu!” jawabku kepada Anda “Karena aku? Udah, kamu nggak perlu nangis. Ini cuma pusing sedikit aja kok!” jawab santai Anda.
“Tubuh kamu panas banget, tuh, muka kamu aja sampe pucat gitu.” Udah kamu istirahat disini ya. Aku mau ngelanjutin pelajaran.” “Tunggu, aku mau ikut” Beranjak dari tidurnya. “Nggak usah, istarahat disini aja. Nanti biar aku ajarin pelajaran yang kamu tinggal. Kalau kamu ikut, terus tiba-tiba kamu jatoh gimana? Yang susah siapa? Udah disini aja, sampe pulih.” Kataku pergi meninggalkannya dengan tersenyum, ia pun membalas senyum itu.
Bel pulang berbunyi, dengan segera aku ke UKS untuk menemui Anda. Setibanya disana, aku tak melihat Anda disana. “Fajar, dimana Anda?” tanyaku pada Fajar. “Tadi selang beberapa menit setelah kamu kembali ke lab. Anda sesak nafas sehingga aku dan Pak Burhan membawanya ke rumah sakit. Setelah keluarganya datang, aku dan Pak Burhan pulang. Kata dokter, Anda mengalami penyakit komplikasi yaitu asma, tifus, dan radang ginjal. Penyakit itu tibul karena istirahat yang tidak cukup dan makan tidak teratur.” Jawab Fajar. “Baiklah, terima kasih Fajar” jawab balikku menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit, aku melihat keluarga Anda bersedih dengan cobaan ini. Aku pun mencoba menenangkan keluarganya, terutama ibunya yang paling kaget mendengar kabar ini. Hingga akhirnya ia sedikit lebih tenang.

Pukul 18.00 “Tante, sebaiknya Tante dan yang lain pulang. Tante disini sudah seharian. Biarkan aku yang menjaga Anda. Jika Anda sudah sadar, akan ku kabari. Aku juga sudah bilang pada Ibuku jika aku akan menjaga Anda seharian ini. Ibuku tak menolaknya, besok ia akan menjenguk kemari. Lagian besok juga libur. Lebih baik Tante dan yang lain pulang untuk istirahat” kataku pada Ibu Anda. “Baiklah, kau hati-hati disini. Tolong jaga Anda baik-baik. Terima kasih atas kebaikanmu. Tante permisi dulu” jawab Tante keluar dari kamar pasien.

Tepat pukul 21.00 di saat aku tengah tertidur karena kecapekan. Anda sadar dan memanggil namaku kembali. “Bella, Bella, Bella” teriak Anda. Aku bangun dan menghampirinya. “Ada yang ingin ku katakan padamu!” ujar Anda. “Apa yang ingin kau katakan?” jawabku. “Sejujurnya, aku putus sama Febi itu karena kamu.” Kata Anda. “Karena aku? Apa hubungannya denganku?” jawabku kembali. “Ya. Aku putus dengan Febi karena kamu. Aku merasa ikut sedih ketika kamu setiap hari murung dan sukanya ngelamun. Aku tau kau sedih karena aku. Ya, karena aku jadian sama Febi. Ya kan?” tanyanya. “Dari mana kau tau itu?” tanya balikku.
“Aku mengetahui semua hal itu dari Isa. Isa memberitahuku bahwa kau suka merenung karena orang yang kau suka pacaran dengan orang lain. Sebab itu, aku selalu berusaha untuk menghiburmu agar kau bisa tersenyum. Tapi, semua usahaku terbuang sia-sia. Kau tetap saja seperti itu, bahkan kau melebihi itu. Hari ke 27 aku berpacaran dengan Febi. Aku merasa bahwa aku cinta sama kamu. Sebab itu perhatian aku kurang ke Febi. Dan tepat satu bulan, Febi mungkin kesal dengan sifatku. Sehingga ia mengajakku untuk putus. Saat dia memutuskan hubungan ini, hati ini gak ada rasa kecewa. Dari situlah aku yakin kali aku tak mencintai Febi. Tapi aku mencintaimu.” Jawabnya.
“Mungkin, aku pun harus jujur. Aku suka sama kamu sejak awal kita kenal. Sejak kamu selalu membantuku menyelesaikan soal fisika. Tapi, aku merasa kecewa mendengar kabar bahwa kau jadian bersama Febi. Hal itulah yang membuatku suka murung, ngelamun, dan marah-marah gak jelas sama orang yang nggak salah.” Ujarku
“Baiklah, aku ingin menghapus semua kekecewaanmu, semua kebencianmu, semua kekesalanmu kepadaku.” Anda menarik nafas dan berkata “Bella, aku sangat mencintaimu. Aku sangat menyukaimu. Aku sangat menyayangimu. Sebab itu, maukah kau jadi pacarku?”
Aku terdiam sejenak. “Aku terima, asalkan kau harus makan yang teratur, istirahat yang cukup, agar kau bisa cepat sembuh.” Kataku “Siap, bos” jawab Anda. Kami pun tertawa. Aku pun mengabari Ibu Anda. Setibanya Ibu Anda ke rumah sakit, aku di atar pulang saudara perempuan Anda.

Esoknya, aku segera ke rumah sakit untuk menjenguk Anda kembali. Namun sayangnya, saat aku temui Anda, ia telah terbujur kaku tanpa daya. Aku menangis dan bertanya pada saudara perempuannya “Kak, apa yang terjadi?” tanyaku dengan terus menerus meneteskan air mata. “Anda telah berpulang kepada-Nya. Setelah selesai mengerjakan semua soal fisika. Ia kembali mengalami sesak nafas. Anda tak berhasil diselamatkan. Ia menitipkan ini untukmu” jawabnya sambil memberi sebuah surat dan buku.
“Untuk Bella. Mungkin, ketika kau membaca surat ini. Aku telah terbaring lemah tak bernafas, jantung tak berdetak, nadi tak berdenyut. Maafkan aku jika harus meninggalkanmu secepat ini. Aku sudah tak tahan dengan penyakit yang menggrogoti tubuhku ini. Dan maaf, aku tak bisa membantumu dalam mengerjakan soal fisika lagi. Untuk itu, telah ku siapkan buku yang berisi semua jawaban dari soal di buku. Jika kau kesusahan, pakailah buku itu. Tak lupa, aku menulis rumus-rumusnya sehingga kau selalu bisa menggunakannya setiap waktu. Kau harus menjaga buku ini. Dan kau harus belajar dari buku ini. Dan, satu lagi, kau harus mengalahkanku dengan menjadi juara kelas. Terima kasih atas semua pengorbananmu untuk mendapatkan cintaku. Assalammualaikum..”

Aku menangis tersedu-sedu membaca surat itu. Baiklah Anda, aku akan berjanji! Aku akan menjaga dengan baik buku ini! Aku akan merawat buku ini agar tidak kusam termakan usia! Aku akan belajar dari buku ini sehingga dapat mengalahkanmu sebagai juara kelas! Terima kasih atas cintaku yang telah kau balas. Meski hanya dalam hitungan jam. Ku harap kau disana baik-baik saja. Kelak kita akan bertemu dan kembali bersama..

And I Gotta Everlasting

“We are love forever. I’m yours and You’re mine.”
Minggu, 01 November 2011, disini kita bertemu lagi menyatu dalam rasa.
Ditengah keramaian kota terasa hening beberapa detik disaat kita saling menatap. Haris masih sama seperti dulu, gumam Nanda dalam hati.

Kesan romantis pertama kali Nanda bertemu dengannya masih terasa hingga saat ini. Di setiap denyut waktu Haris, Nanda ingin menjadi urutan pertama yang merindukannya. Tepat di Alun-Alun kota Malang yang kebanyakan kata orang kota cinta namun, kita tak saling bicara. Awal perjumpaan yang tidak biasa tidak hanya dirasakan Nanda tetapi Haris juga merasakan hal yang sama. Haris seperti salah tingkah melihat permaisuri yang dulu pernah tinggal di hati nya saat masih duduk di bangku SMA. Ia tak ingin berlalu lama meratapi masa lalu dengan Nanda karena, kini ia berusaha untuk memperjuangkan masa depan. Termasuk mengunci pintu hati rapat-rapat untuk mendapat ridho Allah yaitu menjalani cinta yang halal dan berujung dengan sebuah pernikahan.
 

Kini Haris dan Nanda telah memasuki dunia perkuliahan. Mereka satu kampus dan satu jurusan. Keseharian Haris sebagai seorang mahasiswa dengan intelektualitas, akhlak dan iman yang kuat. Ia sesosok pemuda yang didambakan oleh wanita di kampus mereka karena, tak heran Haris juga aktif dalam lembaga dakwah kampus. Tentu saja wanita sholehah berlomba-lomba untuk menjadi istrinya. Dedaunan bunga kuning berjatuhan membanjiri halaman rumput hijau. Alangkah nikmat hidup ini terasa sejuk laksana embun menyejukkan hati setiap insan untuk mengharap Ridho-NYA.

Nanda berjalan dengan mengenakan pakaian hijab syar’i dan mambawa beberapa laporan tugas kuliah yang segera ia ingin selesaikan. Dalam urusan akademik Ia adalah mahasiswi yang anggun dan menghargai waktu. Diantara sahabatnya ia yang sering mengingatkan untuk melaksanakan sholat tepat waktu. Mereka salut dengan sahabat seperti Nanda. Dari jauh Haris menyapa Nanda dengan ucapan salam lalu, Nanda juga menjawab salam Haris. Dua insan yang memiliki rasa kagum satu sama lain namun, hanya bisa mereka ungkapkan melalui sujud mereka masing-masing. Sore ini mereka berkumpul di Lembaga Dakwah Islam untuk mengikuti kajian dakwah rutin. 
 
Tema dakwah kali ini ialah “Jalan Cinta Para Pejuang”. Di dalam dakwah tersebut tersirat makna yang mendalam. Nanda menitikkan buih airmata disaat Ustad Fillah mengatakan bahwasannya Kita tidak perlu mengkhawatirkan sesuatu yang telah diatur oleh Allah termasuk urusan jodoh dan rezeki. Untuk kaum muslim tidak perlu menunda-nunda menikah disaat lahir maupun bathin telah terpenuhi. Sedangkan untuk kaum muslimah tidak perlu mengkhawatirkan jodoh namun, persiapkan diri kalian untuk menjadi wanita sholihah maka, akan kau dapati lelaki sholeh. Karena, dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholihah. Sebuah dakwah yang berhasil membuat jantung Haris berdebar dengan nada tak biasa. Kali ini dia ingin berusaha untuk lebih menguatkan tekadnya. Tepat pukul 17.30 WIB Ustad Salim mengakhiri dakwahnya dan bergegas untuk melaksanakan sholat maghrib berjamaah. Sholat maghrib telah selesai. Nanda segera menuju asrama putri.

Haris bersama dengan Iqbal menuju pondok pesantren mereka. Disana mereka belajar banyak tentang agama. Sebelum Haris tertidur ia menuliskan sebuah puisi di tengah heningnya suasana malam. Di malam yang berbeda dari malam biasanya. Haris sulit untuk melupakan kejadian yang di hari ini karena, dia tidak sengaja pergi bersamaan dengan Nanda di masjid untuk mengikuti komunitas dakwah kampus. Sebuah getaran yang bergetar lebih dari biasanya. Haris menundukkan pandangannya. Kecantikan dari pancaran wajah Nanda sesekali terlihat oleh Haris meskipun hanya beberapa detik disaat Nanda menjawab salam yang Haris berikan. Dalam hati Nanda ia juga merasa malu saat menatap wajah Haris. Dua insane yang saling mengagumi satu sama lainnya. Haris yakin pada satu tekad yakni mendamba cinta yang halal dengan Nanda. Baginya Nanda adalah calon bidadari surga yang akan mendampingi Haris di sisa hidupnya. Terasa lengkap jika ia sudah menikahi Nanda, seorang wanita sholihah yang mampu meluluhkan hati dari lubuk yang terdalam.

Di malam ini begitu pekat namun, ia melihat kerlip satu bintang diantara ribuan bintang yang berpijar. Laksana seperti Nanda yang mampu memberikan sinar terindah dalam sanubarinya. Tak diduga dan disangka Haris teringat pada perkataan Iqbal beberapa hari lalu. Ia sempat terkejut saat mengetahui ternyata sahabatnya Iqbal juga menaruh hati pada Nanda. Seketika itu Haris menenangkan batinnya meskipun Ia terbakar api cemburu oleh sahabat karibnya. Kehidupan yang penuh liku Haris hadapi dengan hati yang ikhlas serta lapang. Ia mencoba menorehkan tinta hitamnya diatas lembaran putih.

"Naungan Rindu"
Cinta datang berbisik melalui celah kalbuku
Sanubari tak mampu menerka
Seuntai kata yang terindah kucipta untukmu bidadariku
Keanggunan terpikat memancarkan aura pesonamu
Kenali aku lebih dekat
Hidup ini berwarna laksana pelangi oleh goresan hujan
Kau hadir dengan binar mata yang berbeda
Kini aku tak lagi berteman dalam sepi
Aku ingin engkau mencintaiku
Dalam sebuah rasa cinta yang halal
Aku ingin engkau menjadi makmumku
Karena itu harapanku
Harapan untuk belahan jiwa sekarang dan selamanya..
Dalam hati Haris bergumam puisiku ini teruntuk Aisiah Setya Nanda. Senyum merekah di bibir Haris. Jiwanya terasa lega dapat menuliskan sesuatu yang selama ini mengganjal di hatinya.

Waktu berputar dengan cepatnya. Konflik kecil terjadi antara Nanda, Haris dan Iqbal. Sungguh diluar nalar ini terjadi pada mereka. Haris yang sengaja menyimpan puisi itu rapat-rapat karena, tak ingin diketahui oleh seorangpun. Namun, Iqbal memberitahukan hal itu pada Nanda. Nanda sempat luluh dan terkejut saat membaca puisi itu. Di satu sisi ia tak mengerti untuk siapa dia berikan puisi itu namun, disatu sisi Ia juga terharu karena, makna dari puisi itu teramat dalam. Nanda tak bias berkata apa-apa. Tubuhnya sempat kaku sesaat. Harispun menghampiri Nanda dan Iqbal. Haris menyapa mereka berdua dengan ucapan salam. Mereka menjawab bersamaan. Haris melihat buliran air mata yang membasahi pipi Nanda.
Haris : MasyaAllah Nanda kenapa menangis?
Nanda : Hanya tersenyum manis tanpa berkata sepatah katapun.
Haris : Bicaralah kepadaku sebenarnya mengapa kamu menangis Nan?
Nanda :Aku menangis karena, aku membaca puisi ini.
Iqbal :Maafkan aku Ris (Sambil pergi meninggalkan Nanda dan Haris)
Haris :Puisi seperti apa?
Nanda :Puisi naungan rindu. Apa benar ini kamu yang menulisnya?
Haris :Benar puisi itu saya yang menulisnya.
Nanda :Untuk siapa kamu tulis puisi itu, Ris?
Haris :Maafkan aku tidak bisa menjawab pertanyaanmu, Nan.
Nanda :mencoba tersenyum meskipun ia cemburu karena, mengira Haris menaruh
hati pada wanita lain. Namun, ia berusaha berprasangka baik sama Allah kalau jodoh pasti bertemu.
Haris :Nanda bukankah engkau menginginkan cinta yang halal. Lantas mengapa Nanda cemburu pada Haris sekarang?
Nanda :Aku hanya wanita biasa Ris. InsyaAllah aku bersabar untuk cinta yang halal.
Haris : Alhamdulillah Nanda telah mengerti. Kali ini Nanda bersikap sangat dewasa. Aku salut sama kamu Nan.
Nanda : Iya Haris. (Sambil Tersenyum ).
Haris :Nanda sebentar lagi waktu sholat dhuhur. Ayo kita sholat berjamaah.
Nanda :Iya Ris.
Seiring adzan dhuhur berkumandang. Haris berjalan didepan dan Nanda di belakang Haris. Kesalahpahaman mampu teredam disaat Haris mencoba menenangkan Nanda dari api cemburu. Haris mengerti apa yang harus dia lakukan. Jujur saja ia tak mungkin bisa membiarkan wanita yang didambanya bersedih. Dalam hati Haris bergumam Nanda jangan menangis. Kesedihanmu biar aku saja yang menangunggnya.

Sabtu,7 November 2011
Hari yang dinanti oleh semua mahasiswa maupun mahasiswi ialah wisuda. Haris dan Nanda telah berhasil menyelesaikan studi kuliah S1. Disanalah tempat untuk mereka menimba ilmu dan belajar tentang kehidupan. Di kampus perjuangan mereka berjuang setulus hati untuk meraih masa depan mereka. Haris dan Nanda lulus dengan nilai cumlaude. Haris diterima di salah satu perusahaan ternama sebelum ia diwisuda. Nanda telah berhasil menjadi penulis best seller dan menjadi pembicara novelis termuda di berbagai kota. Rasa syukur terus mereka panjatkan untuk Allah SWT. Orang tua mereka juga dating saat acara wisuda berlangsung. Orang tua Haris ternyata sudah mengenal orang tua Nanda dengan baik. Mereka saling berbicara satu sama lain tentang segala hal antara Haris dan Nanda. Sungguh sebuah nikmat yang tiada tara. Bahkan tak mampu terjangkau oleh akal sehat.

Muhammad Haris Setiawan . Terdengar suara Rektor memanggil namanya dengan lantang. Ia bergegas untuk naik ke atas panggung wisuda. Ucapan selamat dan rasa bangga menyelimutinya. Nanda tidak berani melihat Haris seketika itu. Doa yang ia panjatkan saat nama Haris terdengar di telinganya. Nanda berusaha menenangkannya. Kini, giliran Nanda yang dipanggil ke atas panggung untuk menerima ijazah .

Usai acara wisuda. Nanda segera menghampiri Umi dan Abi nya. Begitu juga Haris ia memeluk kedua orang tuanya dengan tetesan air mata bahagia. Orang tua Haris membicarakan hal penting yang akan segera Haris lakukan minggu depan.
Sebuah kabar yang Haris terima dengan denyut nadi berdetak kencang luar biasa saat ia mendengar orang tuanya ingin Haris menikah dengan Nanda. Seperti mimpi rasanya. Haris bersujud dengan spontan. Mengucap terima kasih kepada Allah SWT telah mengabulkan doa yang selama ini ia pendam. Waktu yang indah telah datang.

Seminggu kemudian,
14 November 2013
Kala harapan yang tergenggam hati menjadi kenyataan, diri yang selalu bersenandung rindu diiriningi nyanyian bahagia oleh seseorang bidadari yang menggetarkan sukmanya dalam embun dedaunan cintaku. Tergetar Haris dengan semua scenario yang Allah SWT berikan. Ia menikah dengan wanita yang telah lama didambanya. Dambaan itu kini telah hadir di depan mata. Hari ini pernikahan suci antara Haris dan Nanda telah dilaksanakan. Mereka duduk di pelaminan berdua dengan rasa penuh bahagia. Nanda tersenyum bahagia. Selama ini Harislah yang mampu membuat Nanda jatuh cinta. Sekarang Haris yang mampu menjadi imam untuk kehidupan Nanda. Mereka saling berjanji untuk membina keluarga yang mereka idamkan selama ini.

Di malam pernikahan mereka. Haris meminta Nanda membacakan ayat suci Al-Qu’an tepat di hadapannya.
Haris : Wahai, istriku bolehkah aku memintamu untuk membacakan QS. An-Nisa’ ayat 14. (Sambil tersenyum).
Nanda :Iya suamiku. Aku akan membacakan ayat suci sesuai dengan permintaanmu.
Haris : (Mendengarkan dengan seksama).
Usai Nanda membacakan ayat suci Al-Qur’an. Haris bertanya pada Nanda.
Haris : Istriku,, apakah kamu mencintaiku?
Nanda : Adakah kau lihat keraguan dalam benakku?
Haris : Aku sangat mencintaimu lahir bathin, Nanda istriku (Sambil mencium Kening Nanda).
Kanvas kehidupan berhasil tergores indah untuk Haris dan Nanda. Live to Love is wonderful. Make a great love forever. The perfect live is a big pride for Allah SWT.

Cinta Sepasang Merpati

Seperti biasa pagi itu Dea duduk santai di bangku taman di temani kicauan burung merpati dan bunga yang bermekaran,kupu kupu indah nan elok pun sesekali hinggap di rambut nya bagai sang putri yang bermahkota.
''akuharus ceria dan melupakan semua kenangan masa lalu ku,aku harus slalu tersenyum seperti bunga-bunga yang bermekaran dan aku harus berani terbang seperti kupu kupu itu,aku harus menjadi dea yang slalu ceria'' ujar dea dalam hati

Tiba-tiba nampak sepasang merpati yang hinggap di ranting-ranting pepohonan dan berkicau merdu seolah-olah mereka bahagia menikmati hidup ini dan indah nya cinta yang mereka bina.
''aku ingin seperti pasangan merpati itu,oh tuhan usia ku tlah cukup untuk menyendiri aku ingin hidup seperti indah nya mereka.
Gilang punyang duduk bersebrangan dengan dia ternyata memperhatikan gerak gerik merpati itu dan memiliki harapan yang sama dengan Dea,namun mereka tak sadar bahwa di bangku sebrang nya ada seseorang yang mempehatikan hal serupa.


Awan cerahpun berganti mendung nampak nya akan turun hujan,tiba-tiba salah satu merpati itu jatuh dan Dea pun mengejar nya,tanpa sadar Gilang pun mengejar dan menghampirinya.
''kamu mau ngapain mas?'' tanya Dea aneh
''aku mau melihat dan menolong burung yang jatuh ini'' jawab Gilang deraya mengambil burung yang malang itu.
''nah kamu''???? Gilang balik bertanya
''aku juga,dari tadi aku memperhatikan burung itu dan akupun hendak menolong nya,namun sayang dia tlah tiada'' jelas Dea

Hujan deras mengguyur taman membasahi Dea dan gilang yang sedang menguburkan jasad merpati yang bernasib malang.
''mbak,kita berteduh yuk,hujan nya makin deras nih'' ajak gilang pada pada dea
lalu mereka pun berteduh dan berkenalan,tukar cerita tentang kehidupan masing-masing,,hari demi hari mereka lewati bersama,setiap ada waktu luang mereka selalu bertemu dan bertukar cerita..seiring dengan berjalan nya waktu benih-benih cinta pun tumbuh diantara keduanya,perasaan saling menyayangi dan menghargai tertanam pada jiwa masing-masing,,waktu demi waktu mereka lalui dengan penuh keceriaan dan indah nya cinta yang mereka bina
*****

Sepulang aktifitas sore itu mereka pergi ke suatu pantai,Dea dan kekasih nya bercanda tawa dan berkasih mesra,,keceriaan mewarnai kisah kasih dua sejoli itu,sunset pun mrnjadi lambang keindahan mereka,
dengan penuh kasih sayang Gilang menatap mata Dea seraya memegang erat tangan nya.
''sayang aku mencintai mu,aku janji akan slalu setia kepada mu,aku ingin cinta kita punya arah dan tujuan,aku ingin membawa mu ke pelaminan,maukah kau menikah dengan ku Dea ???''

Dengan senyum penuh keceriaan bola mata nya memandang gilang dengan penuh harap Dea pun menjawab dengan lembut nan tegas
''aku menjalani hubungan bukan untuk hiburan atau main-main sayang,aku berani mencintai mu karna aku punya tujuan dan harapan untuk hidup besanding dengan mu,aku tlah yakin kaulah pilihan ku,aku tak ingin menghabiskan waktu ku dengan kesia-siaan jadi mengapa tidak,,justru itu pertanyaan yang tlah lama kunanti''
''jadi maksud mu??''
''iya,,aku ingin menikah dengan mu''ujar dea meyakinkan.
''tapii,,bagaimana dengan orang tua mu,bukankah mereka mebenci ku,aku takut mereka membenci mu jika kau menikah dengan ku''

Gilang pun menunduk karena ayah dea menentang hubungan mereka.
''aku tetap ingin menikah dengan mu,aku akan membuat orang tua ku merestui kita,sekalipun mereka menentang aku ingin tetap bersama mu sayang''
Sengan airmata yang berlinang mereka pun berpelukan dengan erat nya,,dengan harapan tak ada yang mampu memisahkan mereka kecuali takdir.
****

Seminggu kemudian gilang pun datang bersama sang kaka hendak melamar dea,karena kedua orang tua nya telah di sisi tuhan sedari mereka kecil,kejamnya badai kehidupan harus di hadapi kaka beradik itu.

''Assalalmualaiakum,,assalamualaikum,,''
Nampak nya tak ada jawaban.kemudian....
''wa'alaikumsalam terdengar suara jawaban dari balik pintu,

Dengan rasa bercampur aduk dea pun pun bergegas membuka pintu namun orang tua nya menghalangi,
''ibu,,dea hanya ingin menbuka pintu,walau bagaimana pun juga mereka tamu'' dea menerobos ingn membuka pintu
''dea ayah sudah bilang kamu jangan bertemu lelaki itu lagi,ayah sudah punya calon untuk mu'' hardik sang ayah yang memang sudah mengetahui kedatangan gilang,
rupanya gilang pun mendengar percakapan keluarga itu,gilang pun tertunduk sedih namun tak sedikitpun mengurungkan niat nya untuk mempersunting gadis yang tlah menjad kekasih nya itu,,

Kemudian sang ayah pun membuka pintu
''ada perlu apa kamu kemari???''
''pak ,,sebelumnya saya minta maaf karena saya telah lancang,tujuan saya kesini ingin melamar dea pak,tolong izinkan saya mempersunting anak bapak ??'' jawab gilang sembari memelas
''manusia seperti mu ingin melamar anak saya,sampai maati pun saya tidak rela anak saya menikah dengan laki-laki seperti mu,asal usul mu saja tidak jelas'' hardik sang ayah menentang..

dea pun berlari menunduk memohon kepada orang tua nya agar mengerti perasaan nya,dan merestui pernikahan nya.

''ayah,,,ibu,,,,dea sudah beranjak dewasa izinkan dea untuk menentukan jalan hidup dea,menentukan pilihan dea,,dari kecil dea selalu menuruti apa kata ayah dan ibu meskipun hati kecil dea menolak nya,tapi dea gak mau jadi anak durhaka,untuk kali ini dea mohon,,,izinkan dea menuntut hak dea,menentukan masa depan dea sendiri,,dea gak meminta apapun dari ayah dan ibu,yang dea butuhkan hanyalah doa dan restu dari kalian''
..dea pun beralih pandang pada ibunya dan berlutut di kaki nya,,,

''ibuu,,dea memang terlahir dari rahim ibu,tapi apakah cinta juga terlahir dari situ? dea menangis dan ibu nya pun hanya bisa mengangis..
gilang pun ikut berlutut di hadapan orang tua dea,
''pak,,bu,,saya mencintai dea,,atas nama Allah saya janji akan menjaga nya,,akan menuntun nya akan menyayangi nya,dan berusaha menjadi imam yang baik untuk nya,,cinta kami suci pak,tuhan menganugrahkan nya pada kami,,saya mohon pak,,saya ingin menikahi dea dan saya akan bertanggung jawab sepenuh nya,,saya mohon pak,,kami saling mencintai..''

Mendengar kesungguhan anak nya dan pria pilihan nya,ayah dan ibu nya pun berubah fikiran,walau bagaimanapun juga dea adalah putri satu-satu nya yang sangat mereka sayangi,akhirnya orang tuanya pun merestui dan segera merencanakan pernikahan mereka,
****

Kebahagiaan terpancar di mata kedua pasangan itu dengan banyak mengucap terimakash kepada orang tua nya dan ucapan syukur kepada sang kuasa karena cinta nya kan segera berlabuh dalam ikatan yang suci nan halal..
mereka pun tak sabar menunggu hari yang mereka nanti-nanti kan,,segala nya telah di persiapkan,,surat undangan pun tlah siap di sebarkan,,namun pagi itu dea merasa kurang enak badan sehingga dia tidak bisa ikut membagikan surat undangan nya,dia pun berbaring istirahat di kamar nya sesekali dia pun melihat ke arah gaun pengantin yang akan di kenakan nya,,karena hari bahagia nya tinggal menghitung hari dea pun harus tampil sempurna di hari bahagia nya,,

Gilang,,ayah dan ibu pun pergi bersama untuk membagikan surat undangan,setelah surat usai di bagikan mereka pun hendak pulang ke rumah karena akan di adakan makan bersama keluarga,,tapi naas tuhan berkata lain,,mobil yang di tumpangi orang-orang yang sangat dea sayangi pun hancur karena kecelakaan,,sehingga tak ada satupun yang selamat dari mereka,, dea pun terkejut dan histeris saat mendengar kabar dari kakak nya gilang bahwa calon imam yang sangat ia nanti kan dan orang tua nya terlebih dahulu meninggalkan nya,,kini mereka tlah disisi sang pencipta..

Janur kuning kini berubah menjadi bendera kuning ,,yang semesti nya dea merasakan kebahagiaan di hari itu namun kesedihan dan kepiluan menyelimuti hati nya,,,kerabat dan teman teman nya pun datang untuk melayat serta menghibur dea yang begitu terpukul karena bukan hanya kehilangan laki-laki yang ia cintai namun orang tua nya pun terlebih dahulu meninggalkan nya ;;di hari yang seharus nya mereka merasakan kebahagiaan,namun apa daya pernikahan itu hanya ada dalam kabut hayalan dea,,kini dea pun sendiri tanpa kekasih nya tanpa orang tua nya,,hanya ketabahan dan keimanan serta keyakinan bahwa ini adalah takdir tuhan,,ini adalah jalan terbaik untuk nya,,seperih apapun tragedi dalam hidup nya itu adalah jalan yang terbaik dari Allah untuk nya,,kejadian itu membuat nya mengerti akan arti mencintai,,pengorbanan,,kehilangan,,kasih sayang dan liku-liku kehidupan yang memang tak ada yang abadi di dunia fana ini,,meski perih dea pun tetap menjalani hidup sebagaimana mesti nya ,entahlah hanya waktu yang kan menghapus kenangan pahit dalam hidup nya..

Dunia Putih Abu-abu

Cerita berawal pada saat gue sudah masuk SMA.
Dan saat ini gue sudah SMA, yea gue anak SMA. 
Gue rasa kehidupan di SMP dan SMA itu sangat jauh berbeda, semua terasa sangat jauh dari kehidupan bebas yang pernah gue rasain di SMP. Gue merasa gak bebas, gak nyaman, dan merasa gak hidup (mati donk nenk). Gini nih ternyata anak putih abu-abu yang baru aja masuk. Masih malu-malu, kalau kata gue sih “malu-malu kelinci gitu”. Biasalah anak baru gede, masih malu-malu kalau ada yang manggil apalagi kalau ada kakak kelas yang ngirim salam, minta nomor, dan ngedi-ngedipin mata. Huuuu, sudah kaya mau pingsang aja, baru di gombal kaya gitu aja sudah mau pingsang. Aduhh,, biasalah anak baru gede, Malu-malu kelinci.

Hahaha. Padalah thu yea, gue tau banget, mereka yang di kirimin salam itu pasti mau banget bilang “IYA, salam kembali kak”. Hehehe, aduhh, ini baru awal loh, bagaimana nanti kedepannya thu, mungkin sudah jadian atau gimana gitu sama kakak kelas idolanya.


Jujur aja sih, gue juga punya kakak kelas idola, Cuma gue cuek aja. Gue gak terlalu jauh memikirkan hal itu. Gue Cuma diemin aja dulu. Oea, lupa nich, Nama gue putrhy. Gue anak X.1, gue termasuk anak yang cerewet, suka usil, dan yang pasti gak ada orang yang gak kenal gue selama gue masih seperti sekarang (bukan berubah wujud loh). Gue juga imuet loh , hehehe.

Lupain aja yea, bercanda. Oea, gue punya pacar namanya dinno(samaran). Selama SMP, mulai dari kelas 2-3 gue sekelas mulu sama dia. Sampe pas di ospek masuk di SMA aja, gue satu gugus sama dia, pas sudah pembagian kelas thu, gue satu kelas lagi sama dia. Bayangin aja, gimana rasanya. Parah kan!!

Aduhh, sumpah dech. !! gak enak banget tau! Semua gerakan gue thu pasti dia perhatiin, ada salah dikit aja pasti kalau pulang sekolah di protes. Gini nich katanya “ehh, kamu lebay banget sihh tadi di sekolah, jaga sikap dikit donk, lho fikir gue gak liat kelakuan loh!!” gitu thu kata-katanya. Parah banget. Dia thu seperti apa yea?? Hmmm.. aduhhh, lupain aja, bahas yang lain.

Ehh,,ada yang baru nihh, lho semua pada mau tau gak, kakak senior yang gue suka itu.??  Hmm, inisialnya aja yea, takut ketahuan. Inisialnya thu “H”. dia itu ganteng, putih, lucu, bersih, dan gue suka senyuman dia. Tiap gue tatap dia itu, rasanya seneng banget, itu gue Cuma natepin aja udha seneng banget. Apalagi kalau ngobrol sama dia. Pasti gue rasa dunia ini berpihak sama gue. Pasti gue gak fikir kalau gue thu punya pacar. Pasti gue lupa seketika dan Yang pastinya gue suka banget senyumannya.

Gue gak berharap lebih sama dia, gue cukup mau berteman deket aja sama dia, untuk detik-detik terakhir dia d’SMA. Gue berharap sih bisa dapat number handphonenya dia. Gue Cuma mau simpan aja. Biar hati gue puas.
Gimana yea? Sebenarnya gue lagi bĂȘte pas nulis ini. Cuma pas lagi ngebahas kak “H” gue jadi semangat.
Jujur aja yea? Gue sudah bosan pacaran sama pacar gue. Gue seperti bukan siapa-siapa lagi. Gue seperti temen biasa aja di depan dia. Rasanya thu Cuma status, tulisan dan kata-kata aja kalau gue sama dia itu pacaran.

Semua thu gue rasa berbeda selama gue masuk SMA. Semua beda. Dia berubah, gue gak tau penyebabnya kenapa dia berubah. Dia thu seperti sudah gak peduliin gue lagi. Sakit pun dia gak perhatiin banget, Cuma bilang “sudah minum obat belum?” kan bĂȘte banget gue dia Cuma bilang gitu, gak sakit ataupun sakit sma aja gue menderinya.
Kalau sudah bosan yea bilang dong sayang. Gue gak akan maksaiin lho tuk bertahan sama gue. Masih banyak koq cewek yang nungguin loh (kalo ada). Kalau gue sih, masih banyak cowok yang ngantri, Cuma gue masih sayang sama lho. Gue gak mau sakit gara-gara ninggalin lho, terus lho berpaling sama cewek lain sementara gue masih sayang sama lho. 
Baru kali ini gue galau dan dilema. Gue gak tau harus gimana dan gak tau harus pilih jalan mana. ( I dizzy ) aku pusing !
Gue sayang sama pacar gue tapi gue suka sama orang lain. Tapi gak ada salahnya sich, kata sayang sama suka itu beda koq.
lupain aja .. Oea ,, beberapa minggu ini gue udah sering sms'an sma kk 'H" .. dan looe tauuu .... gueeeee...

.waw, dan waaaawwwwwww…..
Kalian pasti gak nyangka dengan apa yang terjadi, gue kasi tahu, tanggal 14 november 2013 itu hari yang sangat ngebahagiain banget buat gue..
Soalnya, kak "H" nembak gue, dan pastinya gue terima donk. . . !
Sekarang impian gue sudah terwujud, waww,, memang dunia selalu berpihak ke gue, tapi kadang juga gak …
Tapii, sekarang rasanya dunia itu milik gue, walau sekarang masi backstreet, tapi gue berharap suatu hari nanti bakalan banyak orang yang tau kalau gue sama kak "H" itu pacaran.
Tapi, gue ada masalah sebenarnya sama my sister gue, gue juga gak tau kenapa dia marah sama gue, tapi mungkin Karen ague deket kali yea sama kak "H". . . tapii masa iyya . . dia kan gak ada hubungannya sama kak "H", kenapa mesti marah coba ???

Gue tahu sih, dia itu mantannya kak "H", tapi kenapa mesti marah sihh, tooch , dia juga gak punya hubungan apa-apa lagi, malah dia juga sudah punya pacar. . .
Tapi, gue gak tau pasti sih, apa masalahnya. . .
Kalau misalkan Cuma gara-gara kak "H", yea, demi dia, gue lepasin, kalau masalah cowok gue gak mikir koq, kak "H" itu Cuma gue suka aja, orang yang gue sayang itu denny. Jadi kalau misalkan dia gak suka kalau gue punya hubungan sama kak "H". . gue rela ngelepasinnya demi hubungan persaudaraan gue sama dia. . .

Kalau Cuma gara-gara cowok, gue gak fikir. Cowok banyak koq, bukan Cuma kak "H" aja, memang sih gue suka sama kak "H" dan akhir-akhir ini gue mulai ada rasa sama dia. Tapii kalau demi memperbaiki hubungan kit ague harus ngelepasin dia, gue rela . . .

COWOK BUKAN DIA AJA, GAMPANG KOQ DAPETNYA…
TAPI, KALO SAUDARA ITU SUSAH UNTUK DAPETNYA …